Candi Ratu Boko, Warisan Budaya Jawa yang Penuh Cerita dan Pesona Alam di Sleman

Candi Ratu Boko, Warisan Budaya Jawa yang Penuh Cerita dan Pesona Alam di Sleman

Temukan sejarah, mitos, dan keindahan arsitektur Candi Ratu Boko di Sleman, sebuah warisan budaya Jawa yang penuh cerita dan pesona alam.

Candi Ratu Boko, terletak di Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, adalah salah satu situs bersejarah yang menyimpan perpaduan unik antara legenda, budaya, dan keindahan alam.

Dikenal sebagai lokasi yang kaya akan cerita mistis, candi ini menjadi destinasi favorit wisatawan yang ingin menikmati nuansa spiritual sekaligus menyaksikan arsitektur kuno yang memukau. Artikel ini mengupas tuntas legenda, sejarah, dan daya tarik arsitektur Candi Ratu Boko.

Legenda dan Sejarah Candi Ratu Boko

Nama Ratu Boko merujuk pada tradisi Jawa yang menyebut “ratu” sebagai pemimpin, baik laki-laki maupun perempuan.

Dalam legenda setempat, Ratu Boko dikenal sebagai ayah dari Roro Jonggrang, tokoh utama dalam kisah asal-usul Candi Prambanan. Kisah ini juga melibatkan Bandung Bondowoso, seorang pangeran yang mencintai Roro Jonggrang.

Dari sisi sejarah, Candi Ratu Boko dibangun pada tahun 792 Masehi oleh Rakai Panangkaran. Awalnya, kompleks ini bukan candi, melainkan wihara bernama Abhayagiri yang didedikasikan untuk kehidupan spiritual Buddha.

Lokasinya yang berada di perbukitan dengan luas 25 hektare memberikan suasana tenang dan damai, cocok untuk meditasi dan kegiatan keagamaan.

Namun, pada abad ke-9 Masehi, fungsi kompleks ini berubah menjadi istana di bawah penguasa Hindu bernama Rakai Walaing Pu Kumbhayoni. Perubahan ini menjadikan Candi Ratu Boko sebagai saksi perpaduan dua budaya dan agama, yakni Buddha dan Hindu.

Wisata Sleman ini ditemukan kembali oleh arkeolog Belanda, van Boeckholtz, pada tahun 1790. Sejak itu, penelitian arkeologi terus dilakukan untuk menggali sejarah dan fungsi candi ini, yang akhirnya diketahui pernah digunakan sebagai istana sekaligus benteng pertahanan.

Struktur Bangunan Candi Ratu Boko

Kompleks Candi Ratu Boko terdiri dari berbagai bagian yang menunjukkan fungsi dan keunikan masing-masing. Berikut adalah penjelasan mengenai struktur utama di kompleks ini:

1. Gerbang

Gerbang utama Candi Ratu Boko terletak di sisi barat. Untuk mencapainya, pengunjung perlu berjalan sekitar 100 meter dari area parkir.

Gerbang ini memiliki dua bagian, yakni gerbang luar dan gerbang utama yang lebih besar. Ornamen ukel (gelung) dan kepala raksasa pada tangga menambah kesan megah pada gerbang ini.

2. Candi Batukapur

Setelah melewati gerbang, terdapat Candi Batukapur yang berupa fondasi berbentuk persegi berukuran 5 x 5 meter. Fondasi ini terbuat dari batu kapur, sementara atap dan dindingnya diperkirakan terbuat dari bahan organik seperti kayu atau genteng, yang kini telah hilang.

3. Candi Pembokoran

Candi Pembokoran berbentuk teras berundak setinggi 3 meter dengan luas 26 meter persegi. Di bagian tengahnya terdapat sumur persegi berukuran 4 x 4 meter yang diyakini digunakan untuk pembakaran mayat pada masa lalu. Sumur tua di sebelah candi ini dianggap sebagai sumber air suci oleh masyarakat setempat.

4. Paseban

Paseban adalah tempat di mana masyarakat atau pejabat menghadap raja. Bangunan ini berupa teras panjang berukuran 7 x 38 meter dengan 20 umpak fondasi tiang. Lokasinya sekitar 45 meter dari gerbang utama, menjadikannya salah satu bagian penting dalam kompleks ini.

5. Pendapa

Pendapa adalah ruang tamu berbentuk hamparan lantai beratap yang dikelilingi dinding batu setinggi 3 meter.

Di dalamnya terdapat gapura beratap di sisi utara, barat, dan selatan. Di luar pendapa, terdapat tiga candi kecil yang digunakan untuk pemujaan Dewa Siwa, Wisnu, dan Brahma.

6. Keputren

Keputren merupakan tempat tinggal para putri kerajaan. Area ini terletak di sebelah timur pendapa dan terbagi menjadi dua bagian oleh tembok batu. Di dalamnya terdapat kolam-kolam kecil, termasuk tiga kolam berbentuk persegi dan delapan kolam bundar yang berjajar rapi.

7. Gua

Di lereng bukit kompleks Candi Ratu Boko, terdapat dua gua kecil yang disebut Gua Lanang (laki-laki) dan Gua Wadon (perempuan). Gua Lanang berbentuk lorong persegi panjang, sementara Gua Wadon memiliki ukuran lebih kecil dengan relung yang menyerupai bilik.

Lokasi dan Jam Operasional

Candi Ratu Boko beralamat di Jl. Raya Piyungan-Prambanan No. 2, Gatak, Bokoharjo, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Lokasinya mudah diakses melalui Jalan Laksda Adisutjipto atau Jalan Raya Solo-Yogya.

Setelah mencapai Pasar Prambanan, pengunjung dapat mengambil jalan ke arah selatan menuju Jalan Prambanan-Piyungan. Penunjuk arah akan memandu Anda menuju lokasi candi.

Jam operasional Candi Ratu Boko adalah pukul 07:00 hingga 17:00 WIB, sehingga pengunjung memiliki waktu yang cukup untuk menjelajahi setiap sudut kompleks.

Harga Tiket Candi Ratu Boko

Berikut rincian harga tiket masuk ke Candi Ratu Boko:

  • Dewasa (usia 10 tahun ke atas):000 per orang
  • Anak-anak (usia 3-10 tahun):000 per orang
  • Rombongan (minimal 20 orang):000 per orang

Tersedia juga tiket terusan untuk kunjungan ke Candi Prambanan atau Borobudur dengan harga Rp85.000, termasuk fasilitas shuttle.

Fasilitas Wisata di Candi Ratu Boko

Untuk kenyamanan pengunjung, Candi Ratu Boko telah dilengkapi berbagai fasilitas, di antaranya:

  • Area parkir luas untuk kendaraan roda dua dan empat.
  • Musala untuk pengunjung yang ingin beribadah.
  • Toilet yang bersih dan terawat.
  • Taman hijau terbuka sebagai area bersantai.
  • CCTV dan petugas keamanan yang menjaga keselamatan pengunjung.
  • Pemandu wisata yang siap memberikan informasi mendalam tentang sejarah dan struktur candi.

Candi Ratu Boko adalah destinasi wisata yang memadukan keindahan sejarah, legenda, dan arsitektur dengan suasana alam yang menenangkan.

Keunikan kompleks ini, yang mencerminkan perpaduan agama Buddha dan Hindu, menjadikannya simbol keragaman budaya di masa lalu.

Dengan lokasinya yang strategis dan fasilitas lengkap, Tempat Wisata di Kaliurang adalah tempat yang wajib dikunjungi saat berada di Yogyakarta. Tidak hanya sekadar situs sejarah, tetapi juga pengalaman yang menggugah jiwa bagi setiap pengunjung.

Bagikan:

[addtoany]

Tags